Selasa, 08 November 2011

 

Profil Ringkas Radio Rodja

Radio Al Qur’an Al Kariim
PENDAHULUAN
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapan yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad j adalah hamba dan Rasul-Nya.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
‘Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam’ [Ali Imran 102]
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
‘Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) Nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu’ [QS. An Nisaa’ 1].
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
    ‘Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar’ [Al Ahzaab 70-71]
    Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiallaahu anhu pernah berwasiat :
اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتِ اْلآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ، فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاِء الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابٌ وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ.
    Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang menjelang, dan keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.’ (HR. Al-Bukhari secara mu’allaq).
    Tidakkah kita ingin bahagia dan termasuk orang-orang yang beruntung di negeri akhirat nanti. Lalu apa yang menghalangi kita untuk segera meraup ilmu agama dan amal shalih, sebagaimana kita berambisi meraup ketinggian ilmu dunia karena tergambar suksesnya masa depan kita di dunia yang fana ini?
    Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, semoga Allah merahmati beliau, mengumpulkan keutamaan ilmu ini ke dalam beberapa point :
  • Ilmu agama merupakan warisan para nabi, warisan yang lebih mulia dan berharga dari segala warisannya para nabi. Rasulullah telah bersabda:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى النُّجُوْمِ. اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، وَاْلأَنْبِيَاءُ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاًرا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. (الترمذي).
    ‘Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan yang banyak.’ (HR. Tirmidzi).
  • Ilmu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah diwafatkan oleh Allah, akan tetapi harta yang menjadi rebutan manusia itu pasti akan sirna.
    Setiap kita, mengenal sosok Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Nabi yang mulia. Dari segi harta Abu Hurairah Radhiallaahu anhu memang termasuk kaum miskin, hartanya telah sirna, namun ilmunya tak pernah sirna. Kita semua masih tetap membaca hadits-hadits yang merupakan pilar sumber hukum Islam, yang diriwayatkan oleh beliau. Dan inilah buah yang ranum, sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah dalam hadits Rasul:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ؛ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ.
    ‘Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, atau ilmu yang dia amalkan atau anak shalih yang mendoakannya.’
  • Ilmu, sebanyak apapun jumlahnya tidak akan menyusahkan pemiliknya untuk menyimpan, tidak pula memerlukan gedung yang tinggi dan besar untuk meletakkannya. Cukup disimpan dalam dada dan kepalanya, bahkan ilmu itu yang akan menjaga pemiliknya sehingga memberi rasa nyaman dan aman. Lain halnya dengan harta yang semakin bertumpuk, semakin susah pula untuk mencari tempat menyimpannya, belum lagi harus menjaganya dengan susah payah bahkan bisa menggelisahkan pemiliknya.
  • Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas kebenaran dan keesaan Allah. Adakah yang lebih tinggi dari tingkatan ini? Inilah firman Allah Ta’ala:
    ‘Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’ (Ali Imran: 18).
    Sedang pemilik harta? Harta sama sekali takkan menghantarkan pemiliknya sampai ke derajat seperti ilmu.
  • Para ulama (ahli ilmu), termasuk golongan tertinggi di dunia ini, yang Allah perintahkan supaya orang mentaatinya, tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan RasulNya, sebagaimana firmanNya:
    ‘Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu.’ (An-Nisa: 59).
    Ulil Amri, menurut ulama adalah Umara’ dan Hukama’ (Ahli Hikmah/Ahli Ilmu/Ulama). Ulama memiliki kedudukan yang mulia, yaitu menjelaskan syariat Allah serta mengajak manusia ke jalan Allah. Umara’ memiliki kedudukan mengoperasionalkan jalannya syariat Allah dan mengharuskan manusia untuk menegakkannya.
  • Para ulama, mereka itulah yang tetap tegar dalam mewujudkan syariat Allah hingga datangnya hari kiamat. Rasulullah r telah bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللهُ هُوَ الْمُعْطِيْ وَلاَ تَزَالُ هَذِهِ اْلأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ.
    ‘Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Allah akan fahamkan dia dalam (masalah) dien. Aku adalah Al-Qasim (yang membagi) sedang Allah Azza wa Jalla adalah yang Maha Memberi. Umat ini akan senantiasa tegak di atas perkara Allah, tidak akan memadharatkan kepada mereka, orang-orang yang menyelisihi mereka sampai datang putusan Allah.’ (HR. Al-Bukhari).
    Imam Ahmad mengatakan tentang mereka : ‘Jika mereka bukan Ahlu Hadits, maka aku tidak tahu siapakah mereka itu’.
  • Rasulullah r menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang bisa menampung air yang bermanfaat terhadap lingkungan sekitar, beliau bersabda dalam hadits yang cukup panjang : ’Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami (pandai) dalam dien Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah, maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang tidak (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus’. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
  • Ilmu adalah jalan menuju Surga, tiada jalan pintas menuju Surga kecuali dengan ilmu.
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
    ‘Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.’ (HR. Muslim).
  • Ilmu merupakan pertanda kebaikan seorang hamba. Tidaklah akan menjadi baik melainkan orang yang berilmu, sekalipun bukan jaminan mutlak orang yang (mengaku) berilmu mesti baik.
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ.
    ‘Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan dia (masalah) dien.’ (HR Imam Bukhari).
  • Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.
  • Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat tertunjuki jalan hidupnya. Jamaah sekalian tentunya ingat kisah seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa. Dia membunuh seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke-100 karena jawaban yang tidak dilandasi ilmu, dengan jawaban ‘Sudah tak ada lagi pintu taubat bagi pembunuh nyawa manusia’. Akhirnya dia pergi menemui seorang yang ‘alim, dan disana ia ditunjukkan jalan taubat, maka diapun mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
  • Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di akhirat akan Allah angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu yang telah diamalkan dan didakwahkannya.
    ‘Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.’ (Al Mujadilah : 11)
    Begitu besarnya manfaat dan faidah ilmu bagi kebahagiaan hidup setiap muslim, baik di dunia terlebih sebagai bekal kehidupan yang pasti dan abadi di akhirat. Untuk itulah, kami sangat berkeinginan untuk menebarkan ilmu di tengah-tengah masyarakat yang umumnya masih awam terhadap agamanya.
    Setelah mengetahui begitu besar manfaat Ilmu syar’I serta begitu tingginya kedudukan Ilmu syar’I dalam kehidupan ini, maka Kami berupaya untuk menyebarkan Ilmu syar’i melalui media elektronik dengan mendirikan stasiun radio dakwah.
  • Sebagaimana kita ketahui media elektronik begitu pesat perkembangannya dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam berbagai sendi kehidupan.
  • Satu hal yang menjadi keprihatinan sekaligus kekhawatiran kita adalah bahwa sebagian besar media elektronik dikuasai oleh kaum kafirin dan para pendukungnya. Mereka menjadikan media elektronik tersebut sebagai sarana untuk mendangkalkan aqidah Umat Islam serta berbagai program lainnya dalam melemahkan kaum Muslimin.
  • Telah jelas terlihat betapa program pendangkalan Aqidah yang dilancarkan telah berhasil menjauhkan kaum Muslimin dari agamanya,mayoritas kaum Muslimin tidak mengenal Islam kecuali hanya nama saja dan mereka melakukan berbagai penyimpangan dalam berbagai hal serta jauh dari syariat Islam yang sebenarnya.
  • Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk membentengi Aqidah Ummat dengan menggunakan media elektronik sehingga bisa tersebar secara luas kepada kaum Muslimin.
    Berawal dari perbincangan beberapa ikhwan yang bersemangat,dengan bimbingan dari beberapa asatidzah,didirikan penyelenggara kegiatan siaran berupa Perkumpulan radio Komunitas Rodja.Rodja merupakan akronim dari Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
    Atas pertolongan dan kemudahan yang diberikan oleh Alloh Ta’ala radio Rodja pertama kali mengudara di tahun 2005 dengan sarana yang serba sederhana dan hanya bias menjangkau jarak 2 km.
    Dengan pertolongan Alloh Ta’ala,radio Rodja pada jalur AM mengudara pada bulan mei 2007 dan mendapat sambutan yang positif serta dukungan dari kaum Muslimin,walaupun baru beberapa bulan mengudara, dengan jangkauan yang cukup luas, kaum Muslimin merasakan manfaat yang besar dalam menambah wawasan ilmu syar’i
    MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN
  • Menumbuhkan semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap ilmu -ilmu Islam.
  • Memenuhi kebutuhan kaum muslimin dalam penyebaran dakwah dan informasi
VISI
Menjadi media dakwah Islam yang Istiqomah menyampaikan Tasfiyyah dan Tarbiyyah dengan senantiasa merujuk kepada pemahaman generasi pertama dan utama ummat ini.
MISI
  1. Kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman para Salafus Shalih
  2. Pemurnian Syariat Islam dari segala bentuk syirik,bid’ah dan pemikiran sesat.
  3. Membina kaum muslimin dengan ajaran Islam yang murni dan beramal dengannya.
  4. Menghidupkan metode ilmiah dengan berdasar kepada Al Quran dan As Sunnah sesuai pemahaman salafus Shalih.
    FORMAT ACARA
    Radio Rodja dalam penyelenggaraan penyiarannya diformat sebagai media Dakwah dan Informasi Islam.
    MATERI SIARAN.
Materi siaran yang kami selenggarakan,diantaranya :
  1. Siaran Langsung Pengajian bekerjasama dengan Masjid-Masjid tempat Kajian Ilmiyah yang diisi oleh Asatidzah Ahlus Sunnah
  2. Siaran langsung Kajian Ilmiyah dari studio
  3. Siaran Langsung Dialog Interaktif permasalahan umum ( Keamanan/ketertiban masyarakat,Kesehatan dll)
  4. Materi Kajian dari CD/MP3 yang dibeli dari Produsen secara lepas.
  5. Link dari Radio2 Ahlus Sunnah Lain.
  6. Link dari Radio Al Qur’an Al Karim Saudi Arabia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog